Dalam bahasa jawa konteksnya berbunyi "Ing Ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani" nah itulah ketiga kalimat dari pahlawan nasional atau bapak pendidikan kita. Semboyan dari kalimat diatas akan terbagi menjadi 3 bagian dimana setiap bagian mengandung makna yang berbeda antara lain sebagai berikut :
Kaligrafi aksara jawa model kufi bertuliskan: Ing ngarsa sung tuladha , ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Ajaran populer dari tokoh pendidikan nadional Ki Hajar Dewantara.
Dikutip dari buku Cornerstone of Education oleh Moh. Nawafil, semboyan Ki Hajar Dewantara lahir sebagai kritik dan ketidakpuasan terhadap sistem pendidikan Belanda pada waktu itu. Memang sejak muda, Ki Hajar Dewantara sudah mengenyam pendidikan Belanda. Namun, beliau tidak sepakat bila sistem tersebut diterapkan kepada anak-anak pribumi.

Jawa . Timur: STAIN Ponorogo. Raharjo, Suparto. 2018. Seperti yang ditulis oleh Nata (2015), semboyan Ki Hajar Dewantara "ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani",

Abstract: This study aims to examine the character values contained in Tut Wuri Handayani. Tut wuri handayani is a principle and foundation of education which implies that as an educator it is necessary to facilitate every child (student) to reach a complete and optimal level of development. This research approach is a phenomenological approach.
. 235 202 491 235 382 164 200 59

kaligrafi aksara jawa tut wuri handayani